Solidaritas sebagai Model Gerakan Terdepan dalam Hidup Bersama
Manusia dan Kodrat Sosialnya
Manusia diciptakan tidak untuk dirinya sendiri. Ia bisa hidup sendiri, kecuali padanya dikaruniakan kelengkapan integral sementara hal itu tidak mungkin. Fakta menunjukkan bahwa ia tidak dapat melakukan semua hal dan tidak dapat menyanggupi semua yang ingin diterimanya, hanya diri kedirian yang sendiri. Itulah sebabnya, mengapa kehadiran yang lain merupakan syarat formil baginya.
Kenyataan bahwa ia tidak hidup sendiri merupakan manifestasi pribadinya, yang bermuara pada tuntutan imperatif akan hidup bersama. Gerakan dalam hidup bersama menandai secara tegas, sikap saling memahami dan saling memperhatikan.
Catatan Biblis
Injil Matius 7:12, mencatat peringatan yang menunjukkan tentang pentingnya semangat solidaritas. Dikatakan : “Apa yang kamu harap orang lain perbuat kepada kamu, itulah hendaknya kamu perbuat kepada mereka”. Pernyataan ini berisi syarat etis bahwasannya antar sesama subjek, diperlukan model gerakan dengan substansi yang sama yakni kesadaran akan nilai sebagai sebuah tuntutan kodratis.
Uraian di atas, tidak lain dan tidak bukan mencirikan solidaritas dalam hidup bersama. Rasa solidaritas menuntut pembaktian diri yang tulus untuk turut merasakan setiap situasi darurat yang selalu melanda hidup manusia.
Paus Yohanes Paulus II tentang Solidaritas
Tentang solidaritas, Paus Yohanes Paulus II merumuskannya sebagai tekad untuk tetap kontinu berkarya demi kesejahteraan bersama. Tekad ini digerakkan oleh cinta kasih dan rasa tanggung jawab. Karena manusia hidup bersama, maka sikap saling ketergantungan justru dipandang sebagai suatu sikap moral dan sosial.
Solidaritas sebagai Tekad
Pernyataan Paus di atas, jelas menegaskan bahwa solidaritas bukanlah suatu perasaan belas kasihan yang samar-samar atau rasa sedih yang dangkal karena nasib buruk sekian banyak orang, dekat maupun jauh.
Sebaliknya, solidaritas merupakan tekad yang teguh dan tabah untuk membaktikan diri kepada kesejahteraan umum yang meliputi kesejahteraan semua orang dan setiap orang, karena kita semua sungguh bertanggung jawab atas semua orang.
Tanda-Tanda Solidaritas
Adapun tanda-tanda solidaritas yakni berbagi barang-barang dan pelayanan umum, menghormati kepentingan orang lain, saling membantu dalam pengupayaan secara damai hak-hak asasi manusia.
Solidaritas sebagai Ujud Iman
Solidaritas merupakan ujud iman yang terungkap dalam tindakan kasih dan pengorbanan, tindakan berbagi harta, berbagi keprihatinan dan tindakan mendukung upaya perjuangan. Prinsip ini berurat-akar dan berpangkal pada pengalaman iman akan Yesus Kristus dengan rasa setia kawan dan belas kasihan-Nya pada mereka yang sakit, malang, miskin, menderita dan tertindas.
Catatan Kritis Paus Fransiskus tentang Solidaritas
Pernyataan tentang solidaritas di atas, jelas menentang dengan tegas ; sikap egois atau individualisme. Paus Fransiskus dalam kunjungan ke Pulau Lampedusa-Italia (Juni 2013), Paus menandaskan bahwa kenyamanan yang membuat kita memikirkan diri sendiri, membuat kita tidak peka terhadap tangisan orang lain, membuat kita hidup dalam gelembung sabun, yang walaupun indah namun tak bermakna.
Relevansinya bagi Pemimpin
Pesan bagi seorang pemimpin ialah ia perlu membangun tekad hati yang teguh, tabah dan intens untuk membaktikan diri kepada mereka yang berkekurangan, mereka yang membutuhkan, mereka yang miskin dan mereka yang tertindas. Pembaktian diri ini patut digerakkan oleh suatu semangat cinta kasih yang mengabdi total pada martabat diri manusia.
oleh RD. Yudel Neno