Puisi

Senja yang tak Biasa

Sembari meneguk segelas susu, tatapan meronta ke kiri dan ke kanan Rasanya…pesona surgawi di depan mata, berkat lantunan nada Mitha Thalatu yang meracik seni ibarat emas 24 karat

Sejak dari mereka pergi
Kenangan itu terpaku tetap
Sorak-ria itu seakan-akan tak pernah berlalu dan tidak akan pernah berlalu
Dari satu ke dua, dua ke seterusnya….
masing-masing tak melupa

Dari kenangan yang terpaku di Pusaran Suci,
kesunyian melengking tajam ke segala penjuru….; menitip rindu lewat untaian doa..;sembari berharap; semoga Tuhan memaafkan yang khilaf dan merukunkan yang syahdu

Senja yang khusyuk!!! Ibarat bunyi adzan bersahabat di samping bunyi lonceng gereja
Sepi berubah rupa menjadi rindu
Rindu di penghujung senja segera menjadi doa malam…..; Tuhan!!! Semoga mereka baik-baik saja

Entah tak ada apapun pada mereka
Sekali-kali, dari daya pikatMu, rindu terikat menjadi nyanyian khidmat

Tuhan sesungguhnya mereka masih muda!!!

Mena, RD. Yudel Neno

 

Komentar
Back to top button